Senin, 28 Maret 2011

Hobi : Cowok Hobi Masak? Hmmm... Gak Masalah...





Cowok hobi masak?. Hmmm… gak masalah… itulah aku. Heheh.


Dari dulu, saya paling senang lihat-lihat resep masakan dari koran atau pun majalah. Bahkan kalau ada acara masak di tv sekalipun, pasti mataku mampir sejenak memperhatikan lihainya seorang koki dalam mengolah bahan-bahan menjadi sebuah masakan. Atau, ketika saya berada di luar. Tukang nasi goreng, tukang sate, tukang siomay, tukang mie bakso, dan tukang dagang makanan lainnya, mereka selalu menjadi sasaranku. Padahal bukan maksud ingin beli, selebihnya saya ingin tahu cara mereka mengolah makanan-makanan yang mereka jual tersebut.

Suka penasaran, kalau saya melihat Ibu yang sering jualan aneka makanan ke rumah saya. Yang paling menarik bagi saya, adalah perkedel kentang . Makanan favorit saya, yang tidak boleh terlewatkan. Kentang yang berlapis kulit telur itu, berwarna coklat, Rasanya gurih, pedas. Waktu itu saya bingung, bagaimana cara membuat perkedel tersebut. Kentangnya direbus dulu? Atau bagaimana? Hmm…

Berawal dari Ibuku tercinta, saya sering dimasakin dadar telur untuk sarapan pagi saya sebelum berangkat sekolah. Hampir tiap pagi, dadar telur itu menjadi menu sarapan pagi untuk saya, dan ke dua kakakku. Saya pun komplain sama Ibu, bahwa saya mulai bosan dengan dadar telur. Akhirnya Ibuku yang pintar dan kreatif itu, membuat inovasi baru dengan bahan sama, telur. Tapi, telur ini dimasak bukan untuk dijadikan dadar. Ibu mencampurkan telur dengan mie instan yang sudah direbus. Ahha!. Ibu memang pintar... Telur dan mie instan itu pun digoreng dan disulapnya menjadi omelet telur. Omelet telur ini, paling enak dimakan saat masih hangat dengan nasi yang masih ngepul. Setelah itu, saya pun mulai mencoba membuat omelet telur dengan tangan saya sendiri. Ternyata gampang, dan tidak memerlukan waktu lama. Selanjutnya, saya pun mulai tertarik memperhatikan Ibu masak, dan dengan senang hati, tangan saya pun ikut terjun membantu Ibu di dapur.

Hmmm… itulah sejarah singkat saya, kenapa saya hobi masak. Manfaatnya terasa sekarang. Saat ini, saya bekerja di Timur Tengah, tepatnya di Qatar. Negri arab yang sedang makmur sekarang ini. Saya mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan yang sesuai selera dengan lidah kita, orang Indonesia. Kebetulan, tempat tinggal saya sangat jauh dengan restoran Indonesia. Jadi, mau gak mau saya harus jadi kokinya teman-teman satu rumah yang berasal dari Indonesia. Saya pun dengan senang hati, menerima permintaan mereka. Mereka pun bersedia memberikan uang iuran setiap bulannya, untuk membeli bahan-bahan yang akan saya masak.

Agak kesulitan juga bagi saya, dalam menemukan bumbu-bumbu masakan di Qatar ini. Seperti daun salam dan sereh. Kebanyakan di sini, bumbu-bumbu yang diinfor berasal dari India. Wajar, karena imigran dari India lebih banyak dari orang Indonesia. Tapi, hal itu tidak menjadi halangan bagi saya untuk memasak. Seadanya saja, bumbu saya beli. Yang penting bisa masak, bisa makan, dan bisa hemat. Heheh…

Bukan teman-teman saya yang dari Indonesia saja yang suka dengan masakan saya. Kebetulan rumah akomodasi yang disediakan oleh perusahaan saya ini, ditinggali juga oleh teman-teman saya yang berasal dari Philipina, Mesir, Nepal, dan Srilangka. Mereka sering mencicipi masakan karya saya di dapur, saat saya dengan mereka harus berebutan kompor gas untuk memasak. Yang paling mereka suka, adalah mie goreng. Bahkan, ada dari mereka, yang memesan satu porsi mie goreng dengan menawarkan harga 5 real atau sekitar 12.000 rupiah. Heheh…(Bisnis sampingan nih..).

Mie goreng yang saya masak ini, berasal dari Indomie yang diimfor dari negri kita tercinta loh… (Jadi bangga, heheh..). Saya pakai yang jenis indomie goreng, karena di dalamnya ada bumbu minyak, goreng bawang, dan kecap. Indomie ini, saya ambil sebanyak lima bungkus saja, lalu saya masak terlebih dahulu dengan air panas. Setelah itu saya sisihkan sebentar, supaya air yang tersisa dalam mie tersebut kering. Setelah itu, baru saya panaskan wajan untuk menggoreng. Tak banyak bahan yang saya pakai untuk mencampurkan mie goreng, cukup telur satu butir, sawi hijau, irisan bawang daun dan bawang putih, ditambah tomat yang berukuran besar. Kadang saya juga suka menambahkannya, dengan irisan sosis ayam atau sapi. Setelah bahan saya masukan ke dalam wajan beberapa menit, lalu saya masukan mie yang sudah saya tiriskan terlebih dahulu. Diaduk sebentar, dikasih bumbu mie goreng. Jadi deh mie goreng spesial… Saya taruh di piring lebar, saya hias dengan irisan mentimun dan kerupuk udang.

Hari Jum’at, adalah hari libur di Qatar. Pagi hari, biasanya digunakan orang-orang di sini untuk istirahat. Lain halnya dengan saya. Saya malah asyik dengan bahan-bahan masakan yang akan saya olah di dapur. Biasanya, hari jum’at saya masak ayam. Ayam kecap pedas lah yang menjadi pesanan teman-teman satu kamar saya. Mereka bilang, ayam kecap pedas yang saya masak itu, tak kalah dengan ayam kecap pedas yang ada di restoran Indonesia di Qatar. Hmmm.. jadi semangat nih…heheh…

Ya, saya berharap, dari hobi saya memasak ini, saya punya peluang untuk membuka warung makan nantinya. Tinggal saya kembangin, dan kumpulin duit buat modal usaha nanti… ^_^
Sekian, semoga bermanfaat.

(Tulisan karya saya ini, sudah diterbitkan di kompas online rubrik kompasiana)




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar